Anak yang terlahir dengan Down Syndrome sering diprediksi tak bisa berumur
panjang. Tapi sepasang penderita sindrom
terbelakang telah mematahkan prediksi tersebut dengan tetap hidup sehat hingga
usia 30-an tahun, bahkan menikah.
Banyak orangtua khawatir bahwa anaknya yang menderita Down Syndrome tak bisa berumur panjang, tak bisa berjalan, berbicara atau menjalani hidup dengan bermakna.
Tapi hal tersebut tidak terjadi pada Monica (33 tahun) dan David (27 tahun), sepasang suami istri penderita Down Syndrome asal Miami.
Ketika lahir di tahun 1970-an, Monica dan David diprediksi hanya memiliki harapan hidup di bawah usia 25 tahun. Kedua orangtuanya pun khawatir mereka tak bisa memiliki kehidupan yang bermakna.
Tapi ternyata pasangan sindrom terbelakang ini mampu mematahkan prediksi terhadap kehidupan anak dengan 'cacat intelektual' tersebut. Monica dan David kini sudah memasuki usia 30-an dan diharapkan tetap hidup dengan sehat melampaui usia 60 tahun.
Monica dan David bahkan sudah menikah pada tahun 2005, serta hidup dengan penuh cinta dan keintiman. Perjalanan hidup pasangan ini bahkan didokumentasikan dan memenangkan Best Documentary Feature pada 2010 Tribeca Film Festival, yang perdana ditayangkan pada hari ini.
"Ini kesempatan yang belum pernah terjadi sebelumnya. Kita bisa memberitahu pemirsa bahwa orang-orang dengan Down Syndrome dapat hidup dengan lebih baik. Ini benar-benar dapat membuka mata kita," ujar Nancy Abraham, wakil presiden senior film dokumenter HBO, seperti dilansir dari ABCNews, Kamis (14/10/2010).
Menurut Nancy, ini adalah film pertama dengan sutradara dan produser Alexandra Codina, yang merupakan sepupu dekat Monica. Film dokumenter tersebut mengisahkan tentang perjalanan hidup Monica dan David dalam menghadapi tantangan keluarga hingga melindungi diri dari dunia yang menolak kehadiran mereka.
"Monica dan David berkeinginan untuk hidup dewasa adalah sangat nyata. Semua masalah yang berhubungan dengan orang dewasa penyandang cacat intelektual, seperti kencan, pernikahan, perumahan, pekerjaan, pendidikan, masa depan dan peran orang tua semua bisa mereka atasi," jelas Maria Elena, ibunda Monica.
Menurut National Down Syndrome Society (NDSS), anak dengan Down Syndrome lahir dengan tiga bukan dua salinan kromosom 21. Anak dengan Down Syndrome memiliki kemampuan kognitif yang bervariasi, yang sangat parah anak biasanya tidak dapat melakukan kegiatan sehari-hari tanpa bantuan dari orang lain.
Anak dengan Down Syndrome memiliki peningkatan risiko untuk cacat jantung, masalah pernapasan dan pendengaran, penyakit Alzheimer, leukimia dan kondisi tiroid. Tapi kondisi ini sekarang dapat diobati, sehingga dapat meningkatkan harapan hidup penderita Down Syndrome.
Banyak orangtua khawatir bahwa anaknya yang menderita Down Syndrome tak bisa berumur panjang, tak bisa berjalan, berbicara atau menjalani hidup dengan bermakna.
Tapi hal tersebut tidak terjadi pada Monica (33 tahun) dan David (27 tahun), sepasang suami istri penderita Down Syndrome asal Miami.
Ketika lahir di tahun 1970-an, Monica dan David diprediksi hanya memiliki harapan hidup di bawah usia 25 tahun. Kedua orangtuanya pun khawatir mereka tak bisa memiliki kehidupan yang bermakna.
Tapi ternyata pasangan sindrom terbelakang ini mampu mematahkan prediksi terhadap kehidupan anak dengan 'cacat intelektual' tersebut. Monica dan David kini sudah memasuki usia 30-an dan diharapkan tetap hidup dengan sehat melampaui usia 60 tahun.
Monica dan David bahkan sudah menikah pada tahun 2005, serta hidup dengan penuh cinta dan keintiman. Perjalanan hidup pasangan ini bahkan didokumentasikan dan memenangkan Best Documentary Feature pada 2010 Tribeca Film Festival, yang perdana ditayangkan pada hari ini.
"Ini kesempatan yang belum pernah terjadi sebelumnya. Kita bisa memberitahu pemirsa bahwa orang-orang dengan Down Syndrome dapat hidup dengan lebih baik. Ini benar-benar dapat membuka mata kita," ujar Nancy Abraham, wakil presiden senior film dokumenter HBO, seperti dilansir dari ABCNews, Kamis (14/10/2010).
Menurut Nancy, ini adalah film pertama dengan sutradara dan produser Alexandra Codina, yang merupakan sepupu dekat Monica. Film dokumenter tersebut mengisahkan tentang perjalanan hidup Monica dan David dalam menghadapi tantangan keluarga hingga melindungi diri dari dunia yang menolak kehadiran mereka.
"Monica dan David berkeinginan untuk hidup dewasa adalah sangat nyata. Semua masalah yang berhubungan dengan orang dewasa penyandang cacat intelektual, seperti kencan, pernikahan, perumahan, pekerjaan, pendidikan, masa depan dan peran orang tua semua bisa mereka atasi," jelas Maria Elena, ibunda Monica.
Menurut National Down Syndrome Society (NDSS), anak dengan Down Syndrome lahir dengan tiga bukan dua salinan kromosom 21. Anak dengan Down Syndrome memiliki kemampuan kognitif yang bervariasi, yang sangat parah anak biasanya tidak dapat melakukan kegiatan sehari-hari tanpa bantuan dari orang lain.
Anak dengan Down Syndrome memiliki peningkatan risiko untuk cacat jantung, masalah pernapasan dan pendengaran, penyakit Alzheimer, leukimia dan kondisi tiroid. Tapi kondisi ini sekarang dapat diobati, sehingga dapat meningkatkan harapan hidup penderita Down Syndrome.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar