Teknologi saat ini semakin berkembang dengan pesat sesuai dengan jamannya, salah satu alasan perkembangan teknologi berkembang sangat pesat karena kebutuhan pengguna teknologi sangat ingin untuk mendapatkan hasil yang maksimal serta berkualitas.
Contohnya perkembangan pemutar film berevolusi dari Beta & VHS menjadi Laser Disc kemudian ukurannya diperkecil menjadi VCD lalu kualitas tampilan gambarnya dperbaiki menjadi DVD, bahkan saat ini sudah muncul alat yang lebih bagus lagi yaitu Blu-ray & HD-DVD.
Bukan hanya pada pemutar film, alat bantu dengar (ABD) juga mengalami perkembangans serupa. Pada tahun 2003 masih banyak pengguna ABD berbentuk pocket, sekarang para beberapa authorized dealer ABD sudah tidak lagi menjual ABD model pocket, karena produk andalan mereka adalah bertipe digital.
Cara kerja ABD analog :
Suara yang diterima oleh mikrofon langsung diperkeras oleh amplifier tanpa ada penyaringan, termasuk suara latar, suara bising, yang membuat si pengguna alat ini sulit untuk memfokuskan pada suara lawan bicaranya, yang seharusnya lebih dominan.
Cara kerja ABD digital:
Sebagian besar ABD teknologi digital mempunyai 2 mikrofon bahkan ada yang 3 mikrofon, yang berfungsi untuk menangkap suara latar dan lawan bicara, beberapa ABD digital dapat secara otomatis memilih suara mana yang diinginkan menjadi lebih dominan, sudah tentu dengan beberapa pengaturan terlebih dahulu. Channel yang tersedia di ABD digital minimal mempunyai 4 channels sampai dengan 20 channels yang dapat diatur sesuai dengan hasil audiogram.
read more »»
animation raining petals
Pengikut
Minggu, 25 November 2012
Sabtu, 24 November 2012
Inggris kenalkan robot pembantu anak autis
Untuk penyandang autism, sekarang Inggris sudah membuat sebuah robot yang bisa mendampingi anak-anak autism, sehingga robot ini dapat melakukan terapi dan stimulasi pada penderita autism tersebut. ROBOT PEMBANTU AUTISM (AUTIS) akan bisa menari di seluruh ruang kelas sekolah negeri disana.
Salah satu sekolah Topcliffe Primary di Castle Vale, Birmingham sudah merasakan khasiat positif sejak robot yang bisa menari itu diperkenalkan Maret lalu.
Robot kecil setinggi lutut anak kecil ini bisa menirukan joget Michael Jackson, bermain games dan menirukan gaya bela diri Tai Chi.
Robot-robot tersebut sedang diteliti menggunakan teknologi yang bisa membantu anak autisme di Birmingham sebagai bagian dari Festival Ilmu Sosial.
"Kami sedang mengembangkan bagaimana teknologi bisa membatu murid penyandang autisme agar bisa berkomunikasi lancar," ujar Peneliti Universitas Pendidikan Birmingham Dr Karen Guldberg seperti dikutip skynews.com
Murid penyandang autisme dibantu guru mereka menggunakan teknologi canggih guna membantu kegiatan belajar mengajar di kelas.
"Robot didesains memiliki tingkah laku yang baik dan berperan sebagai teman."
Ide ini diawali penelitian sebelumnya yang membuktikan kalau anak penyandang autisme cenderung lebih tertarik pada komputer dan teknologi terutama karena memotivasi dan menarik.
Robot ini bisa membantu anak untuk bisa berinteraksi sosial dan komunikatif.
"Robot ini luar biasa dalam proses pembelajaran anak autis," ujar Kepala Sekolah TK Topcliffe. "Anda bisa memprogram bahasa si Robot, bermain games dan belajar berbagai tingkah laku anak. Ke depannya, kita akan mencoba menerapkan robot tidak hanya di sekolah, tapi di rumah."
Sumber : http://www.antaranews.com
read more »»
Selasa, 20 November 2012
Natural auditory oral
Ada banyak pendekatan yang digunakan untuk anak dengan
gangguan pendengaran. Dan ada banyak perbedaan yang dihasilkan karena perbedaan
pendekatan yang digunakan pada saat gangguan pendengaran terdeteksi akan
memiliki efek jangka panjang pada perkembangan anak dan kehidupannya pada masa
datang. Oleh karena itu, professional yang pertama berhubungan dengan keluarga
yang mencari saran tentang bagaimana penanganan anak dengan gangguan
pendengaran memiliki tanggung jawab yang sangat besar untuk masa depan
anak.
Pendekatan
ini didasarkan pada keyakinan bahwa apabila anak dengan gangguan pendengaran
berat atau bahkan sangat berat mendengarkan dengan baik, maka kualitas dari
bicara mereka kadang mengagumkan bagi para professional yang tidak
berpengalaman tentang apa yang akan terjadi apabila kemampuan mendengarnya
diaktifkan akan dapat terbangun dengan baik.
Pendekatan ini juga didasarkan pada kenyataan bahwa,
hanya 3 % dari anak dengan gangguan pendengaran yang kedua orang tuanya tuna
rungu.
Pendekatan
ini disebut “natural”
karena menyediakan lingkungan bagi anak dengan gangguan pendengaran untuk tahap
belajar bahasa sama dengan anak yang dapar mendengar normal. Disebut “auditory” karena menekankan
penggunaan pendengaran berapapun sisa pendengaran yang ada dibantu dengan alat
Bantu dengar (ABD) atau cochlea implant (CI). Dan “oral” adalah hasil yang
didapat anak dari membangun kemampuan bicaranya.
Ketika anak dengan gangguan pendengaran memakai abd,
anak tersebut belajar untuk mendengar dan dapat mendengar karakter-karakter
dasar dalam bicara. Apabila mereka diberi kesempatan untuk berada di lingkungan
yang sama dengan anak yang dapat mendengar normal, mereka akan termotivasi
untuk terus memakai abd dan berkembang kemampuan bicaranya, sesuai dengan
perkembangan anak-anak normal lainnya.
Pendekatan Natural Auditory Oral
adalah lebih kepada gaya hidup daripada metode pendidikan.
SYARAT-SYARAT PENERAPAN NAO :
1.
Memaksimalkan sisa pendengaran sedini mungkin.
2.
Memakai abd yang sesuai atau CI
3.
Menciptakan lingkungan dimana anak berkomunikasi dengan
bahasa yang natural.
4.
Lingkungan yang bebas bahasa isyarat.
5.
Orang tua dan terapis focus pada tujuan yang sama,
bahwa anak dengan gangguan pendengaran mempunyai kesempatan yang sama dengan
anak yang memiliki pendengaran normal untuk membangun bahasanya.
KEBUTUHAN UTAMA ORANG
TUA YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERKEMBANGAN KEMAMPUAN MENDENGAR ANAKNYA :
1.
Yakin bahwa dengan abd anaknya dapat mendengar dan
dapat belajar untuk mendengar
2.
Belajar menangani dan merawat abd atau CI milik
anaknya, untuk meyakinkan bahwa anaknya dapat mendengar secara efektif pada
kedua telinganya
3.
Belajar menciptakan lingkungan untuk mendengar
HAL-HAL YANG HARUS
DIHINDARI DALAM PENERAPAN NAO :
1.
Gerakan mulut yang berlebihan
2.
Ekspresi wajah yang berlebihan
3.
Mengarahkan untuk melihat bibir pada saat berbicara –
‘melihat’ untuk ‘mendengar’
4.
Menyentuh anak untuk memanggil namanya atau untuk
mendapatkan perhatiannya
5.
Memakai bahasa tubuh yang tidak umum atau memakai bahasa
isyarat
6.
Memakai bahasa tubuh yang berlebihan untuk meyakinkan
melihat daripada mendengar
Prinsip Dasar Terapi Terpadu Ellen
Ada berbagai macam terapi
yang dapat diterapkan pada anak tunarungu, Salah satunya adalah terapi terpadu (Terapi terpadu = terapi
mendengar + terapi wicara).
Terapi terpadu ini telah diterapkan kepada anak tunarungu yang bernama Ellen,
yang kemudian membawa kemajuan yang pesat bagi dirinya.
Beberapa
prinsip dasar tersebut antara lain:
1.
Mendengar melalui telinga yang dibantu ABD, bukan karena melihat gerakan tangan
atau gerakan mulut.
2. Keterbatasan si anak dalam merespon pembicaraan kita adalah karena belum mengerti kata/kalimat yang didengar (keterbatasan kosa kata, karena baru mulai mendengar selama 2 tahun), sehingga perlu dibantu dengan gambar/gerakan tangan. Tetapi bantuan inipun sifatnya hanya sesaat dalam rangka memasok kata baru, setelah kata tersebut dimengerti, bantuan visual dihilangkan.
3. Karena itu yang penting adalah memasok kosa kata ke telinga Ellen, tanpa menuntut dia segera/langsung dapat mengerti apalagi mengucapkan. John Tracy Clinic menuliskan: untuk dapat mengerti suatu kata si anak harus mendengar 100 kali, untuk dapat mengucapkan ia harus mendengar 1000 kali. Jadi sejak Ellen memakai ABD kami konsentrasi memasok dan memasok kata ke telinganya (saat bercakap-cakap normal, maupun saat spesifik mengajarkan kata-kata baru).
4. Teknik berbicara adalah dengan volume suara normal di dekat telinganya. Hal ini bertujuan agar suluruh konsonan dapat ditangkap. Bicara pada jarak yang lebih jauh dengan suara keras (berteriak) menyebabkan yang ditangkap hanya vokal saja.
5. Kami telah menerapkan point 1-4 selama 1 tahun dan telah terbukti menunjukkan hasil yang baik. Pada akhir tahun pertama, dia baru memiliki bahasa reseptif (paham beberapa kata yang kami ucapkan tanpa dia melihat gerak bibir, tapi dia belum bisa mengucapkannya), lalu setelah itu mulai muncul kata-kata pertamanya (walau pengucapan tidak sempurna, tetapi konsisten), dan langsung disusul dengan kata-kata berikutnya. Metode ini biasa disebut teknik auditory verbal. Ini yang kami terapkan…
6. Kendala yang muncul adalah pengucapan yang masih sangat lemah, karena itulah atas saran John Tracy Clinic kemudian Ellen dibantu terapi wicara (di suatu RS). Terapis wicara membantu membentuk pengucapan Ellen dengan teknik terapi wicara terhadap kata-kata yang sudah dimengerti Ellen tetapi belum bagus pengucapannya. Walaupun hanya 4 bulan (terpaksa quit karena tidak tertampung jadwal baru mereka yang hanya pagi–siang), pola ini telah menunjukkan hasil yang menggembirakan. Metode auditory verbal + terapi wicara ini biasa disebut auditory oral. Ini yang kami lanjut-terapkan saat ini (dengan bantuan terapis wicara di sekolah).
Catatan:
- Penelitian modern menyatakan hampir semua anak tuna rungu masih punya sisa pendengaran (tidak 100% tuli). Sisa pendengaran ini dapat dioptimalkan dengan bantuan alat bantu dengar (ABD, walaupun tidak secanggih implan koklea).
- Tetapi memakai ABD tidak sama dengan orang memakai kaca mata, yang langsung bisa melihat dengan lebih jelas. Karena respon atas stimuli visual adalah langsung, sedangkan respon atas stimuli auditori adalah melalui tahap pemahaman/interpretasi dulu. Untuk mencapai tahap pemahaman yang penting adalah harus sering mendengar dan mendengar, dengan pengucapan yang jelas, kalimat pendek, dan jika perlu disertai bantuan visual: gambar & gerakan tangan (kadang tanpa bantuan akan sulit anak memahami kata-kata baru, mirip kita nonton film berbahasa asing dimana kita mendengar pemain berbicara cas-cis-cus tanpa kita menangkap artinya). Tetapi bantuan itu perlahan dihilangkan, sehingga nantinya hanya akan berkomunikasi secara verbal.
2. Keterbatasan si anak dalam merespon pembicaraan kita adalah karena belum mengerti kata/kalimat yang didengar (keterbatasan kosa kata, karena baru mulai mendengar selama 2 tahun), sehingga perlu dibantu dengan gambar/gerakan tangan. Tetapi bantuan inipun sifatnya hanya sesaat dalam rangka memasok kata baru, setelah kata tersebut dimengerti, bantuan visual dihilangkan.
3. Karena itu yang penting adalah memasok kosa kata ke telinga Ellen, tanpa menuntut dia segera/langsung dapat mengerti apalagi mengucapkan. John Tracy Clinic menuliskan: untuk dapat mengerti suatu kata si anak harus mendengar 100 kali, untuk dapat mengucapkan ia harus mendengar 1000 kali. Jadi sejak Ellen memakai ABD kami konsentrasi memasok dan memasok kata ke telinganya (saat bercakap-cakap normal, maupun saat spesifik mengajarkan kata-kata baru).
4. Teknik berbicara adalah dengan volume suara normal di dekat telinganya. Hal ini bertujuan agar suluruh konsonan dapat ditangkap. Bicara pada jarak yang lebih jauh dengan suara keras (berteriak) menyebabkan yang ditangkap hanya vokal saja.
5. Kami telah menerapkan point 1-4 selama 1 tahun dan telah terbukti menunjukkan hasil yang baik. Pada akhir tahun pertama, dia baru memiliki bahasa reseptif (paham beberapa kata yang kami ucapkan tanpa dia melihat gerak bibir, tapi dia belum bisa mengucapkannya), lalu setelah itu mulai muncul kata-kata pertamanya (walau pengucapan tidak sempurna, tetapi konsisten), dan langsung disusul dengan kata-kata berikutnya. Metode ini biasa disebut teknik auditory verbal. Ini yang kami terapkan…
6. Kendala yang muncul adalah pengucapan yang masih sangat lemah, karena itulah atas saran John Tracy Clinic kemudian Ellen dibantu terapi wicara (di suatu RS). Terapis wicara membantu membentuk pengucapan Ellen dengan teknik terapi wicara terhadap kata-kata yang sudah dimengerti Ellen tetapi belum bagus pengucapannya. Walaupun hanya 4 bulan (terpaksa quit karena tidak tertampung jadwal baru mereka yang hanya pagi–siang), pola ini telah menunjukkan hasil yang menggembirakan. Metode auditory verbal + terapi wicara ini biasa disebut auditory oral. Ini yang kami lanjut-terapkan saat ini (dengan bantuan terapis wicara di sekolah).
Catatan:
- Penelitian modern menyatakan hampir semua anak tuna rungu masih punya sisa pendengaran (tidak 100% tuli). Sisa pendengaran ini dapat dioptimalkan dengan bantuan alat bantu dengar (ABD, walaupun tidak secanggih implan koklea).
- Tetapi memakai ABD tidak sama dengan orang memakai kaca mata, yang langsung bisa melihat dengan lebih jelas. Karena respon atas stimuli visual adalah langsung, sedangkan respon atas stimuli auditori adalah melalui tahap pemahaman/interpretasi dulu. Untuk mencapai tahap pemahaman yang penting adalah harus sering mendengar dan mendengar, dengan pengucapan yang jelas, kalimat pendek, dan jika perlu disertai bantuan visual: gambar & gerakan tangan (kadang tanpa bantuan akan sulit anak memahami kata-kata baru, mirip kita nonton film berbahasa asing dimana kita mendengar pemain berbicara cas-cis-cus tanpa kita menangkap artinya). Tetapi bantuan itu perlahan dihilangkan, sehingga nantinya hanya akan berkomunikasi secara verbal.
Anak Down Syndrome pun bisa berumur panjang
Anak yang terlahir dengan Down Syndrome sering diprediksi tak bisa berumur
panjang. Tapi sepasang penderita sindrom
terbelakang telah mematahkan prediksi tersebut dengan tetap hidup sehat hingga
usia 30-an tahun, bahkan menikah.
Banyak orangtua khawatir bahwa anaknya yang menderita Down Syndrome tak bisa berumur panjang, tak bisa berjalan, berbicara atau menjalani hidup dengan bermakna.
Tapi hal tersebut tidak terjadi pada Monica (33 tahun) dan David (27 tahun), sepasang suami istri penderita Down Syndrome asal Miami.
Ketika lahir di tahun 1970-an, Monica dan David diprediksi hanya memiliki harapan hidup di bawah usia 25 tahun. Kedua orangtuanya pun khawatir mereka tak bisa memiliki kehidupan yang bermakna.
Tapi ternyata pasangan sindrom terbelakang ini mampu mematahkan prediksi terhadap kehidupan anak dengan 'cacat intelektual' tersebut. Monica dan David kini sudah memasuki usia 30-an dan diharapkan tetap hidup dengan sehat melampaui usia 60 tahun.
Monica dan David bahkan sudah menikah pada tahun 2005, serta hidup dengan penuh cinta dan keintiman. Perjalanan hidup pasangan ini bahkan didokumentasikan dan memenangkan Best Documentary Feature pada 2010 Tribeca Film Festival, yang perdana ditayangkan pada hari ini.
"Ini kesempatan yang belum pernah terjadi sebelumnya. Kita bisa memberitahu pemirsa bahwa orang-orang dengan Down Syndrome dapat hidup dengan lebih baik. Ini benar-benar dapat membuka mata kita," ujar Nancy Abraham, wakil presiden senior film dokumenter HBO, seperti dilansir dari ABCNews, Kamis (14/10/2010).
Menurut Nancy, ini adalah film pertama dengan sutradara dan produser Alexandra Codina, yang merupakan sepupu dekat Monica. Film dokumenter tersebut mengisahkan tentang perjalanan hidup Monica dan David dalam menghadapi tantangan keluarga hingga melindungi diri dari dunia yang menolak kehadiran mereka.
"Monica dan David berkeinginan untuk hidup dewasa adalah sangat nyata. Semua masalah yang berhubungan dengan orang dewasa penyandang cacat intelektual, seperti kencan, pernikahan, perumahan, pekerjaan, pendidikan, masa depan dan peran orang tua semua bisa mereka atasi," jelas Maria Elena, ibunda Monica.
Menurut National Down Syndrome Society (NDSS), anak dengan Down Syndrome lahir dengan tiga bukan dua salinan kromosom 21. Anak dengan Down Syndrome memiliki kemampuan kognitif yang bervariasi, yang sangat parah anak biasanya tidak dapat melakukan kegiatan sehari-hari tanpa bantuan dari orang lain.
Anak dengan Down Syndrome memiliki peningkatan risiko untuk cacat jantung, masalah pernapasan dan pendengaran, penyakit Alzheimer, leukimia dan kondisi tiroid. Tapi kondisi ini sekarang dapat diobati, sehingga dapat meningkatkan harapan hidup penderita Down Syndrome.
Banyak orangtua khawatir bahwa anaknya yang menderita Down Syndrome tak bisa berumur panjang, tak bisa berjalan, berbicara atau menjalani hidup dengan bermakna.
Tapi hal tersebut tidak terjadi pada Monica (33 tahun) dan David (27 tahun), sepasang suami istri penderita Down Syndrome asal Miami.
Ketika lahir di tahun 1970-an, Monica dan David diprediksi hanya memiliki harapan hidup di bawah usia 25 tahun. Kedua orangtuanya pun khawatir mereka tak bisa memiliki kehidupan yang bermakna.
Tapi ternyata pasangan sindrom terbelakang ini mampu mematahkan prediksi terhadap kehidupan anak dengan 'cacat intelektual' tersebut. Monica dan David kini sudah memasuki usia 30-an dan diharapkan tetap hidup dengan sehat melampaui usia 60 tahun.
Monica dan David bahkan sudah menikah pada tahun 2005, serta hidup dengan penuh cinta dan keintiman. Perjalanan hidup pasangan ini bahkan didokumentasikan dan memenangkan Best Documentary Feature pada 2010 Tribeca Film Festival, yang perdana ditayangkan pada hari ini.
"Ini kesempatan yang belum pernah terjadi sebelumnya. Kita bisa memberitahu pemirsa bahwa orang-orang dengan Down Syndrome dapat hidup dengan lebih baik. Ini benar-benar dapat membuka mata kita," ujar Nancy Abraham, wakil presiden senior film dokumenter HBO, seperti dilansir dari ABCNews, Kamis (14/10/2010).
Menurut Nancy, ini adalah film pertama dengan sutradara dan produser Alexandra Codina, yang merupakan sepupu dekat Monica. Film dokumenter tersebut mengisahkan tentang perjalanan hidup Monica dan David dalam menghadapi tantangan keluarga hingga melindungi diri dari dunia yang menolak kehadiran mereka.
"Monica dan David berkeinginan untuk hidup dewasa adalah sangat nyata. Semua masalah yang berhubungan dengan orang dewasa penyandang cacat intelektual, seperti kencan, pernikahan, perumahan, pekerjaan, pendidikan, masa depan dan peran orang tua semua bisa mereka atasi," jelas Maria Elena, ibunda Monica.
Menurut National Down Syndrome Society (NDSS), anak dengan Down Syndrome lahir dengan tiga bukan dua salinan kromosom 21. Anak dengan Down Syndrome memiliki kemampuan kognitif yang bervariasi, yang sangat parah anak biasanya tidak dapat melakukan kegiatan sehari-hari tanpa bantuan dari orang lain.
Anak dengan Down Syndrome memiliki peningkatan risiko untuk cacat jantung, masalah pernapasan dan pendengaran, penyakit Alzheimer, leukimia dan kondisi tiroid. Tapi kondisi ini sekarang dapat diobati, sehingga dapat meningkatkan harapan hidup penderita Down Syndrome.
Minggu, 11 November 2012
10 jenis Terapi anak autis
Autisme
adalah sebuah sindrom
gangguan perkembangan sistem saraf pusat yang ditemukan pada sejumlah anak
ketika masa kanak-kanak hingga masa-masa sesudahnya.
Autisme
bukanlah gejala penyakit tetapi berupa sindroma (kumpulan
gejala) dimana terjadi penyimpangan perkembangan sosial, kemampuan berbahasa
dan kepedulian terhadap sekitarnya sehingga anak autisme seperti hidup dalam
dunianya sndiri. Dengan katalain, autisme adalah keadaan dimana seorang anak
berbuat semaunya sendiri baik cara berfikir maupun perilaku.
Akhir-akhir ini bermunculan berbagai cara / obat /
suplemen yang ditawarkan dengan iming-iming bisa menyembuhkan autisme.
Kadang-kadang malah sering dipromosikan oleh si penjual dengan cara mengiklankan
diri di televisi / radio / tulisan-tulisan. Para orang tua harus hati-hati
dan jangan sembarangan membiarkan anaknya sebagai kelinci percobaan
Dan dibawah ini ada 10 jenis terapi yang benar-benar
diakui oleh para professional dan memang bagus untuk autisme:
1) Applied Behavioral Analysis (ABA)
ABA adalah jenis
terapi yang telah lama dipakai , telah dilakukan penelitian dan didisain khusus
untuk anak dengan autisme. Sistem yang dipakai adalah memberi pelatihan
khusus pada anak dengan memberikan positive reinforcement (hadiah/pujian).
Jenis terapi ini bias diukur kemajuannya. Saat ini terapi inilah yang paling
banyak dipakai di Indonesia.
2) Terapi Wicara
Hampir semua anak
dengan autisme mempunyai kesulitan dalam bicara dan berbahasa. Biasanya hal
inilah yang paling menonjol, banyak pula individu autistic yang non-verbal atau
kemampuan bicaranya sangat kurang.
Kadang-kadang bicaranya cukup berkembang, namun mereka tidak mampu untuk memakai bicaranya untuk berkomunikasi/berinteraksi dengan orang lain.
Kadang-kadang bicaranya cukup berkembang, namun mereka tidak mampu untuk memakai bicaranya untuk berkomunikasi/berinteraksi dengan orang lain.
Dalam hal ini terapi
wicara dan berbahasa akan sangat menolong.
3) Terapi Okupasi
Hampir semua anak
autistik mempunyai keterlambatan dalam perkembangan motorik halus.
Gerak-geriknya kaku dan kasar, mereka kesulitan untuk memegang pinsil dengan
cara yang benar, kesulitan untuk memegang sendok dan menyuap makanan
kemulutnya, dan lain sebagainya. Dalam hal ini terapi okupasi sangat penting
untuk melatih mempergunakan otot -otot halusnya dengan benar.
4) Terapi Fisik
Autisme adalah suatu
gangguan perkembangan pervasif. Banyak diantara individu autistik mempunyai
gangguan perkembangan dalam motorik kasarnya.
Kadang-kadang tonus ototnya lembek sehingga jalannya kurang kuat. Keseimbangan tubuhnya kurang bagus. Fisioterapi dan terapi integrasi sensoris akan sangat banyak menolong untuk menguatkan otot-ototnya dan memperbaiki keseimbangan tubuhnya.
Kadang-kadang tonus ototnya lembek sehingga jalannya kurang kuat. Keseimbangan tubuhnya kurang bagus. Fisioterapi dan terapi integrasi sensoris akan sangat banyak menolong untuk menguatkan otot-ototnya dan memperbaiki keseimbangan tubuhnya.
5) Terapi Sosial
Kekurangan yang paling
mendasar bagi individu autisme adalah dalam bidang komunikasi dan interaksi .
Banyak anak-anak ini membutuhkan pertolongan dalam ketrampilan berkomunikasi 2
arah, membuat teman dan main bersama ditempat bermain. Seorang terqapis sosial
membantu dengan memberikan fasilitas pada mereka untuk bergaul dengan
teman-teman sebaya dan mengajari cara2nya.
6) Terapi Bermain
Meskipun terdengarnya
aneh, seorang anak autistik membutuhkan pertolongan dalam belajar bermain.
Bermain dengan teman sebaya berguna untuk belajar bicara, komunikasi dan
interaksi social. Seorang terapis bermain bisa membantu anak dalam hal ini
dengan teknik-teknik tertentu.
7) Terapi Perilaku.
Anak autistik
seringkali merasa frustrasi. Teman-temannya seringkali tidak memahami mereka,
mereka merasa sulit mengekspresikan kebutuhannya, Mereka banyak yang
hipersensitif terhadap suara, cahaya dan sentuhan. Tak heran bila mereka sering
mengamuk. Seorang terapis perilaku terlatih untuk mencari latar belakang dari
perilaku negatif tersebut dan mencari solusinya dengan merekomendasikan
perubahan lingkungan dan rutin anak tersebut untuk memperbaiki perilakunya,
8) Terapi Perkembangan
Floortime, Son-rise
dan RDI (Relationship Developmental Intervention) dianggap sebagai terapi
perkembangan. Artinya anak dipelajari minatnya, kekuatannya dan tingkat
perkembangannya, kemudian ditingkatkan kemampuan sosial, emosional dan
Intelektualnya. Terapi perkembangan berbeda dengan terapi perilaku seperti
ABA yang lebih mengajarkan ketrampilan yang lebih spesifik.
9) Terapi Visual
Individu autistik
lebih mudah belajar dengan melihat (visual learners/visual thinkers). Hal
inilah yang kemudian dipakai untuk mengembangkan metode belajar komunikasi
melalui gambar-gambar, misalnya dengan metode …………. Dan PECS ( Picture Exchange
Communication System). Beberapa video games bisa juga dipakai untuk
mengembangkan ketrampilan komunikasi.
10) Terapi Biomedik
Terapi biomedik dikembangkan
oleh kelompok dokter yang tergabung dalam DAN! (Defeat Autism Now). Banyak dari
para perintisnya mempunyai anak autistik. Mereka sangat gigih melakukan riset
dan menemukan bahwa gejala-gejala anak ini diperparah oleh adanya gangguan
metabolisme yang akan berdampak pada gangguan fungsi otak. Oleh karena itu
anak-anak ini diperiksa secara intensif, pemeriksaan, darah, urin, feses, dan
rambut. Semua hal abnormal yang ditemukan dibereskan, sehingga otak menjadi
bersih dari gangguan. Terrnyata lebih banyak anak mengalami kemajuan bila
mendapatkan terapi yang komprehensif, yaitu terapi dari luar dan dari dalam
tubuh sendiri (biomedis).
Abjad Huruf BRAILE
Huruf Braille adalah sejenis
sistem tulisan sentuh yang digunakan oleh orang buta. Sistem ini
diciptakan oleh seorang Perancis yang bernama Louis Braille yang buta disebabkan
kebutaan waktu kecil. Ketika berusia 15 tahun, Braille membuat suatu tulisan
tentara untuk memudahkan tentara untuk membaca ketika gelap. Tulisan ini
dinamakan huruf Braille. Namun ketika itu Braille tidak mempunyai huruf W.
dan kehadiran atau ketiadaan titik itu akan
memberi kode untuk simbol tersebut. Huruf Braille Bahasa Melayu adalah hampir
sama dengan kode huruf Braille Inggeris. Perkataan, simbol (seperti tanda seru
dan tanda soal), beberapa perkataan dan suku kata bisa didapat secara terus.
Contohnya perkataan orang disingkat menjadi org. Ini membolehkan buku Braille
yang lebih tipis dicetak.
Huruf Braille juga telah
diperkaya sehingga dapat digunakan untuk membaca nota musik dan matematik. Kini
Braille telah diubahsuai dengan menambah dua lagi titik menjadikan Braille
menjadi kode 8 titik. Ini memudahkan pembaca Braille mengetahui huruf tersebut
adalah huruf besar atau kecil. Selain itu, penukaran ini membolehkan huruf
huruf ASCII dipertunjukkan dan kombinasi 8 titik ini diekodkan dalam standard Unicode.
Braille boleh dihasilkan menggunakan batuan loh ( slate)
dan stilus ( stylus ) di mana titik dihasilkan daripada
belakang muka kertas, menulis dengan gambar cermin, menggunakan tangan, atau
menggunakan mesin taip Braille yang dikenali sebagai Perkins Brailler.
Braille juga dapat dihasilkan menggunakan mesin cetak Braille yang disambung
kepada komputer.
Contoh Huruf
BRAILE
Langganan:
Postingan (Atom)